Penyebab dan Solusi Menghadapi Bayi GTM

<


Penyebab dan Solusi Menghadapi Bayi GTM
Gerakan tutup mulut (GTM) memang sering membuat kita kebingungan Biasanya GTM terjadi di rentang umur 8 - 10 Bulan. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan GTM  disaat ber MPASI.
1.  Masa Tumbuh Gigi, Sariawan, Radang Tenggorokan
Ini adalah salah satu yang membuat bayi GTM, Tetapi kita tidak boleh memarahi bayi mungil kita untuk alasan ini, coba kita ingat-ingat kapan terakhir kali sakit gigi, sariawan atau radang tenggorokan? Pasti malas makan, malas ngapa-ngapain. Itulah yang terjadi dengan bayi kecil kita. Saat gigi pertamanya tumbuh menggeliat merobek gusinya yang lembut, tentu terjadi ketidaknyamanan, entah itu gusi sakit, badan panas, dan lain – lain.
Solusi nya : Jika bayi kita menolak makanannya coba cek gusinya atau lidahnya  Apakah ada yang kemerahan? bila YA, maka cobalah membuat makanan yang lebih encer. dan kalau sangat mengganggu sehingga membuat bayi panas. Cobalah ditreatment dengan parasetamol. Parasetamol selain menurunkan panas juga mengurangi rasa sakit akibat tumbuh gigi.

2.  Bosan Dengan Tekstur Halus
Ini unik, dan perlu kejelian Ibu untuk mengetahui hal ini. Saya pernah di-curhatin teman, anaknya usia 7 bulan menuju bulan nggak mau makan buburnya, ibunya panik dan membuat bermacam variasi bubur. Dan si anak tetap GTM. Sampai suatu kali, ibunya iseng membuat nasi tim yang disaring sekali. Disajikan dengan kuah sup tofu, Anaknya langsung sigap makan!
Oh, ternyata si bayi butuh 'tantangan' mengunyah toh?
Solusinya: alternative ini bisa Ibu gunakan kalau bayi mulai GTM. Mungkin dia bosan dengan tekstur makanannya yang terlalu 'bayi', dan nggak perlu terlalu khawatir dengan masalah peningkatan tekstur ini. Ada anak 8 bulan 2 minggu udah nggak mau makan tim saring, maunya nasi tim dan di 9 bulan menuju 10 dia sudah makan nasi lembek.
Selama tidak ada masalah pencernaan seperti diare, sembelit dan berat badan tetap bertambah, berikan tekstur yang disukai bayi. Kadang memang bayi perlu tantangan dalam acara makan-makannya.

3.  Perbedaan Tekstur Makanan Yang Drastis 
Ini kebalikan dengan yang atas, kalau yang ini biasanya ibunya yang nafsu ingin mengenalkan tekstur baru pada bayi padahal si bayi masih ingin menikmati tekstur lama makanannya yang lebih lembut dan lebih cair. Misalnya : Bayi 8 bulan dan masih menikmati makanan tim saring 2 kali-nya, tiba-tiba diberi nasi tim utuh. Ini bisa 'mengundang' GTM, Bu. Perubahan tekstur makanan selain harus mengecek 'pertanda' dari bayi, juga harus dilakukan ber-ta-hap. 
Misal untuk kasus diatas : Dari saring 2kali menjadi saring1kali, lalu di sekedar ditekan-tekan di mangkuk, hingga akhirnya nasi tim beneran. 
Oh ya, jangan merasa gagal kalo tiba-tiba bayi meminta 'mundur-tekstur'. Mungkin memang sedang merasa tidak nyaman/bosan, mengalah sebentar nggak dilarang, asal tetap dilatih untuk mencintai tekstur baru-nya yang lebih padat .
4.  Ter'colek' Makanan Yang Ditambah Gula/Garam
GTM bisa terjadi karena bayi pernah diberikan makanan yang mengandung Gula atau Garam. Karena pada waktu lebaran, dikasi sayur dan makan – makanan yang mengandung gula dan garam sama neneknya, seperti sayur lodeh, kue nastar dan lain – lain, alhasil waktu dirumah tiak mau makan yang tidak mengandung garam L
Solusinya : Saya mengalah menggunakan sedikiiiit tambahan garam pada masakan,
namun dalam waktu kurang lebih 1 minggu saya kurangi terus penggunaannya sampai akhirnya... HOREEEE.... balik lagi tanpa penambahan garam! Ibu menang (lagi). 

5.  Bosan Dengan Suasana Makan
Ya, namanya juga manusia walopun masih kecil. Pasti ada kalanya bosan dengan acara dan suasana pada saat makan. Entah bosan dengan ritual, dengan lokasi dan lain – lain.
Memang, paling bagus kalo membiasakan anak makan dengan posisi duduk (di highchair/stroller) menghadap meja makan. Tapi terkadang hal ini menjadi hal yang membosankan. Anak saya, sejak umur 6 bulan sampai 9 bulan terrrrtib bukan main makan di highchair dan mejanya. Sampai suatu ketika GTM melanda Maka kain gendongan menjadi penyelamat, makan di halaman rumah menjadi alternatif baru, kadang sambil nonton TV. 
Nggak bagus dan nggak ideal. Namun saya tetap harus menghormati preferensi anak saya. Toh setelah (lumayan) besar, dia bisa kembali lagi ke meja makan, duduk di

kursi dan makan bareng.
Jadikan suasana makan itu menyenangkan, bukan sebagai paksaan. Bebaskan anak  untuk makan secara mandiri dan memilih sesuatu yang ingin dia makan. Memaksa anak untuk makan, akan mengakibatkan trauma

6.  Trauma Sendok
Menurut saya, kadar GTM seperti ini lumayan berat. Biasanya terjadi karena beberapa faktor:
- karena dipaksa minum obat
- karena dipaksa disuapi makanan
Anak yang dipaksa minum obat dengan sendok, sampai dicekoki segala macam bisa membuatnya trauma melihat sendok dan nggak mau buka mulut walaupun isinya bukan obat. Jadi, ada alternatif lain memberikan obat pada anak, yaitu menggunakan pipet dan harus dibujuk baik-baik. Jangan dibentak, apalagi pake gaya "nyekokin". Wah... parah nantinya...
Lalu yang kedua, dipaksa makan. Maksudnya, si anak sedang nggak mood makan/udah kenyang lalu dipaksa makan dengan cara menjejalkan sendok secara paksa ke mulut kecilnya. Atau, belom selesai mengunyah dipaksa mangap atau sendok udah standby di depan mulutnya.
Tolong deh, berempati sedikit.... Kalau kita sedang mengunyah makanan dan ada sendok isi makanan lagi sudah menempel di depan mulut kita apa nggak bikin kesal?
Lalu, kalau kita sudah merasa cukup kenyang, sudah cukup makan lalu dipaksa membuka mulut dengan cara dicekoki pasti juga kesal, dan TAKUT. Apalagi sampai ada acara dipukul, dicubit, dan sebagainya. 
Jangan sampai ya, Bu. Kalau menghadapi anak makan memang harus ekstrasabar. Walau -jujur banget- saya juga pernah 'naik-darah' kalo anak saya lelet makannya sementara emaknya buru-buru mau ngerjain yang lain.. Namanya juga manusia (^_^)
Solusinya: Lumayan berat, pertama semua jadi harus kembali ke NOL. Mencoba membujuk makan tanpa sendok, lalu pelan-pelan diajarkan menggunakan sendok, biarkan anak memegang sendoknya untuk mainan, sementara kita memegang sendok lain untuk menyuapi. Minta maaf. Penting itu.... dan harus TULUS. Saya nggak bercanda, saya serius. Anak kecil juga paham kok kalo ibunya marah dan menyesal. Dan yang penting, jangan diulangi lagi atau GTM akan terulang lagi. 

7.  Sakit / Tidak Enak Badan
Saat bayi sakit, ternyata memang perlu diberikan makanan yang lebih cair. Kalaupun ia ingin menyusu saja, ya berikanlah. Beri perawatan yang tepat dan menyamankan, termasuk makanan yang menyamankan. Sup ayam cair hangat untuk anak pilek, atau es loli dari puree buah untuk anak tumbuh gigi.