Kenali Apakah Anak Mama, Anak Aktif Atau Hiperaktif
Sikecil suka berlari-lari kesana
kemari, loncat sana loncat sini, manjat sana manjat sini. Colok sana colok
sini. Pencet sana pencet sini :)
Dikasi mainan cuek, sukanya mengikuti aktivitas orang dewasa. Ada aja yang dilakukannya seakan energinya
tidak pernah habis. Sehingga muncul dibenak mama, apakah anakku hiperaktif?
Tapi apakah benar anak yang tidak bisa diam itu anak yang hiperaktif?
<
style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
6. Juga hal lain, misalnya kolam, parit. Sudah
selayaknya kita yang tertib dan waspada, beri pagar untuk kolam, dll. Sering
juga membaca berita anak kecil masuk kolam tak tertolong jiwanya. Selain
kita yang waspada, anak-anak tetap harus diberi tahu bahwa itu berbahaya
Pada usia anak-anak terutama Batita
sebenarnya terjadi pertumbuhan yang pesat pada kematangan syaraf dan
motoriknya. Rasa ingin tahunya cukup tinggi dan selalu ingin mencoba reaksi
dari setiap gerakannya. Di usia inilah peran orang tua sangat menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Bukan memarahi atau menakuti anak untuk menghentikan
aktifitasnya karena justru akan menciptakan prilaku melawan atau sebaliknya
anak menjadi penakut dan akhirnya tidak mandiri, tapi bukan juga membiarkan
anak untuk melakukan apa saja tanpa batasan.
Sekilas terlihat aktifitas anak yang
aktif dan hiperaktif memang sama namun kalau kita mau lihat lebih dalam,
perbedaannya jelas sekali. Menurut Niki N. Fitri K.W (psikolog), berikut
ciri-ciri yang membedakannya :
Ciri- ciri anak aktif yaitu :
- Anak aktif mampu memfokuskan perhatian dengan baik. Ketika bermain puzzle mewarnai atau menyusun balok, anak aktif cenderung akan menyelesaikan permainan dengan perhatian penuh.
- Anak aktif masih bisa diberitahu dan mau mematuhi dengan baik. Asalkan orangtua memberikan alasan dan dengan cara yang tidak memojokkan atau berkesan memarahinya.
- Anak aktif biasanya lebih kreatif bisa menciptakan permainan baru yang kadang tak pernah kita duga. Contohnya ia bisa membuat bayangan tangan menyerupai burung atau bebek di dinding.L
- Lebih sabar , Anak aktif memiliki kesabaran lebih baik saat diminta untuk menyelesaikan puzzle atau menunggu.
- Sadar bila Lelah. Anak aktif akan beristirahat dan menghentikan aktifitasnya bila lelah.
- Memiliki intelegensi yang tinggi Biasanya anak aktif cenderung cerdas dan lebih mandiri
Dan ciri-ciri anak Hiperaktif yaitu :
- Tidak fokus, Anak hiperaktif biasanya tidak bisa bertahan untuk sebuah permainan lebih dari 5 menit.
- Melawan, Anak hiperaktif sulit untuk diberitahu dan akan terus melakukan aktifitas sesuka hatinya. Biasanya ia akan berontak dan melawan.
- Merusak, Anak hiperaktif cenderung merusak. Dalam permainan, ia akan lebih suka membongkar mainan dan memainkannya dengan caranya sendiri.
- Tidak mudah lelah dan tanpa tujuan Anak tidak pernah lelah dan semua aktifitasnya lebih bayak tanpa tujuan jelas.
- Tidak sabar dan cenderung agresif Anak hiperaktif tidak mau menunggu dan sering merebut benda yang dipegang temannya. Ia juga cenderung agresif terhadap teman bermainnya. contoh anak hiperaktif tiba-tiba memukul tanpa sebab dan ia cuek setelahnya.
- Intelegensi rendah , Anak hiperaktif kurang kreatif karena kecerdasannya cenderung dibawah anak-anak normal.
Terlihat jelas kan perbedaannya.
Makanya jangan terburu-buru mengatakan apalagi melabelkan anak Mama sebagai anak
yang hiperaktif.
Nah, setelah tahu bahwa anak kita
termasuk anak aktif. Trus apa yang bisa kita lakukan?
Memiliki anak aktif tidak perlu
membuat para orangtua pusing. Saatnya kita mengetahui trik menghadapi anak
aktif agar ia bisa tumbuh menjadi anak berkualitas.
Cara Menghadapi anak aktif agar tumbuh menjadi anak yang berkualitas :
1. Mintalah ia untuk memimpin
sesuatu. Buat kerangka kegiatan beserta aturannya sebelum kegiatan dimulai.
Dengan demikian, energi yang berlimpah dapat mengalir dengan leluasa tanpa
membawanya ke suatu masalah.
2. Pada anak aktif, dia sangat perlu
merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, untuk
menyalurkan energinya maka orangtua dapat memberikannya suatu tugas seperti
membersihkan tempat tidur atau mencuci sepedanya. Katakan kepadanya bahwa orangtua
percaya bahwa ia dapat melakukannya dengan baik. Jika anak berhasil menjalankan
sesuatu dengan baik, jangan lupa memberi pujian atas prestasi atau
kesuksesannya tersebut.
3. Jika dia berbuat salah, maka
maafkanlah. Anak aktif biasanya mempunyai kecenderungan lebih banyak melakukan
kesalahan. Dan dia belajar tentang dirinya dari kesalahan.
4. Jangan memberi label anak nakal
kepada si kecil yang aktif. Karena akan terdengar sangat negatif dan memojokan
anak.
Lalu, menurut Dr. Marilyn Heins, MD,
dokter anak dan penulis buku “Parent Tips” dari Amerika Serikat, perilaku aktif
anak-anak usia batita yang tak mau diam ini, normal. Rentang perhatian anak
usia ini pendek. Namun bila ia menjadi terlalu aktif, bisa jadi karena pola
asuh orangtua yang berlebihan memberikan perhatian dan stimulasi.
Di lain pihak, ibu dan ayah jarang
membiarkan balita mengerjakan sesuatu dan memecahkan masalah sendiri. Menurut
Heins, orangtua jenis ini termasuk tipe overparenting. Apa yang perlu orangtua
lakukan?
1. Lakukan kegiatan yang seru setiap
hari bersamanya dan pikirkan kegiatan kreatif. Jangan-jangan balita tidak mau
diam karena ia bosan dengan kegiatan yang itu-itu saja. Ajak anak berlari di
halaman, menari, mengikuti tingkah tokoh Tiger di televisi yang senang
melompat-lompat.
2. Izinkan balita membantu pekerjaan
rumah tangga. Tidak apa-apa bila ia merebut sapu menyapu lantai atau sibuk
mengelap meja bisa membuatnya tenang.
3. Perhatikan mainan yang dapat
membuat anak duduk tenang dan fokus. Apakah ia senang memakaikan baju boneka,
menyisir rambut boneka dan sebagainya.
4. Melihat balita tampak sangat
aktif, Anda bisa mengatakan, “Sayang…, coba diam sebentar Nak.”
5. Jika anak memang tak mau diam,
biarkan saja. Yang penting awasi dia agar tidak menyentuh barang-barang
berbahaya, misal barang pecah belah, stop kontak dan lain lain.
6. Waktu Main, Waktu Istirahat.
Kenalkan balita kegiatan menyalurkan energi dan waktu untuk beristirahat. Jenuh
bermain di dalam rumah, lakukan kegiatan outdoor: bersepeda, main ayunan,
perosotan dan sepak bola. Saat bermain tetap memperhatikan aturan
keamanan.
6. Temukan kegiatan yang anak sukai
dan bisa membuatnya lelah. - Balita suka memanjat kursi, biarkan ia
naik-turun kursi dengan pengawasan Anda dan pastikan kursinya kuat dinaiki
anak. - Ajak anak berenang, ke playground atau main bola di lapangan bola
sekali seminggu.
7. Menyediakan sarana bermain
outdoor seperti kolam renang plastik, kotak berisi pasir, mainan yang bisa
ditumpuk seperti balok-balok bola dan sebagainya.